Tuesday, 21 May 2013

Sebait Salam


Seorang sahabat menitipkan salam untuk bintangnya yang tak mungkin digapainya, untuk kabutnya yang tak mungkin ditangkapnya, dan untuk angginnya yang tak mungkin dikejarnya. Seorang sahabat itu menitipkan sebait salam padaku, tak berani berujar langsung pada si ‘penyusun alamnya’ dia hanya berani mengungkapkan lewat dunia maya, suatu ketika dia berkata “tidak apa, bukankah rasa ku ini padanya hanya boleh sebatas maya?” aku terdiam dan hanya bisa lanjut menuliskan....
Berantah
Telah ku telaah sampai ku lelah
Apa sapa apa tapa apa canda
Senanung ku tersanjung tak bendung,
Ternyata hanya sandung dibalik mendung nan termenung.
                        Aku kaku, kelu, buntu, kian ragu
                        Kau saku aku dengan paku yang menggaru 
                        Waruku....
05-02-2012
Tanpa mengerti apa maksudnya, semoga sebait salam itu dapat menjadi kunci untuk menembus batas maya.

Yogyakarta, 21 Mei 2013

No comments:

Post a Comment